Jul 24, 2017

Review: Viva Eyebrow Pencil Brown

/
0 Comments

Ini nih, pensil alis yang disebut-sebut sebagai pensil alis sejuta umat di Indonesia. Bahkan penulis Indonesia favorit saya, Dee Lestari, juga sempat me-mention pensil alis ini di blognya, lho!


Sebelum pensil alis ini begitu populer, sebenarnya saya sudah sering melihatnya di etalase-etalase toko. Tapi waktu jaman itu rasanya segala hal tentang alis bukan suatu fenomena seperti sekarang, deh. Waktu jaman itu rasanya saya masih bocah juga, jadi dunia pensil alis masih jauh dari pikiran saya dan prediksi tren dunia. Padahal mungkin waktu itu harga pensil alis ini belum kena inflasi, ya.. xD 

Sepertinya juga harga pensil alis ini jauh melonjak setelah banyak yang mengakui kehebatannya. Terbukti harganya melonjak sampai ke angka hampir tiga puluh ribuan sekarang. Kalau dulu mungkin tidak sampai segituan ya, tapi seperti yang saya bilang, harga naik pasti karena kualitasnya sudah terbukti, dong.

Cerita sedikit, meskipun saya demen pakai produk dari Viva Cosmetics tapi entah kenapa tidak terpikirkan buat saya untuk mencoba si-pensil-ajaib ini sebelumnya. Mungkin waktu itu saya masih cuek sama alis, hingga dunia tampaknya mulai mengusik ketenangan jiwa saya. Semenjak Cara Delevingne tampil dengan alis gondrong, dunia sepertinya jadi terobsesi bikin alis seperti itu dan parahnya tren seperti ini cukup mengintimidasi orang-orang beralis apa adanya (baca: tipis) seperti saya ini. Kemana-mana sepertinya orang selalu memention alis tipis saya sampai saya enggak enak hati (hiperbola). Saat itulah saya sadar kalau sepertinya saya harus beli pensil alis untuk mempercantik tampilan alis saya.

Oke, sebelum memutuskan beli, saya sebenarnya sudah sempat pinjam pensil alis viva punya adik saya terlebih dulu (karena sepertinya adik saya yang lebih dulu 'ngeh' dan peduli sama dunia alis-mengalis), dan ternyata saya cocok dengan warna coklat kemerahan khas pensil alis ini. Atas rekomendasi adik saya juga akhirnya waktu beli saya enggak ragu lagi dan langsung memilih pensil alis ini sebagai korban saya berikutnya.


Mungkin menurut beberapa orang warnanya agak terlalu merah, ya. Di saya pun kalau pakainya agak tebal warna kemerahannya jadi terlihat sekali. Jadi saya biasanya pakainya tipis-tipis saja. Paling tidak untuk memberikan kesan alis natural sudah cukup. Lagipula, saya juga tidak terlalu suka menggunakan pensil alis tebal-tebal karena menurut saya wajah saya malah terlihat seram kalau alisnya tebal dan jatuh-jatuhnya terlihat tidak natural. 


Tekstur pensil ini keras, jadi mudah sekali digunakan untuk membentuk alis dan mengarsirnya. Tapi meskipun keras, mengaplikasikannya tidak menyakitkan, kok. Pokoknya, untuk pemula (seperti saya), bikin alis jadi terasa lebih mudah dengan tekstur pensil alis seperti ini karena teksturnya memudahkan kita untuk mengatur ketebalan warnanya sesuai dengan yang kita inginkan.

simulasi alis di tangan saya
Untuk staying power, warnanya cukup tahan lama. Simulasi alis di tangan saya itu bertahan bahkan setelah di basuh air. Kalau di gosok-gosok warnanya baru akan hilang. Hal yang sama sepertinya juga berlaku di alis sungguhan karena warnanya ternyata bertahan cukup lama di alis saya. 

Price: Rp 28.500 

Plus Side:
+ Staying power buat saya cukup oke
+ Warnanya cocok di kulit saya
+ Buat saya, pemakaian pensil ini awet sekali. Sejak beli awal bulan Juli, ini baru kedua kalinya saya menyerut pensil alis ini.
+ Affordable karena harga sesuai dengan kualitas yang di dapatkan. 
+ Ujung pensil tidak mudah patah
+ Sudah dilengkapi tutup.

Minus Side: 
- Warnaya coklat kemerahan, jadi mungkin akan kurang cocok di beberapa tone / warna kulit.

Rate:  4.5 / 5




You may also like

No comments:

Powered by Blogger.