Jul 22, 2017

Buku: Hector and the Search For Happiness by Francois Lelord

/
0 Comments

Awal membeli buku ini karena tertarik pada judulnya dan dari sekelumit cerita yang menggantung di sampul belakangnya. Bercerita tentang seorang psikiater bernama Hector dan keingintahuannya untuk mencari kebahagiaan hingga ia nekat berkelana ke Negeri Cina, Afrika dan Amerika hanya untuk mempelajari arti kebahagiaan itu sendiri.


Sebagai seorang happiness seeker, saya langsung tertarik pada buku ini. Pertama, karena saya ingin tau arti kebahagiaan apa yang Hector pelajari selama pejalanannya di tiap negara yang ia jelajahi. Kedua, karena Hector seorang psikiater dan saya ingin tau lebih banyak tentang psikologi dan arti kebahagiaan dari sudut pandang seorang psikiater. Ketiga, karena saya ingin tau mengapa Hector sampai rela menjelajah ke banyak negara hanya untuk mengetahui hal sederhana tapi kompleks: kebahagiaan. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya saya pergi ke kasir dan membelinya.

Menurut saya buku ini enak dibaca, banyak cerita lucu yang menggelitik saya sesekali. Tapi sayangnya, saya tidak menemukan arti kebahagiaan menjadi sesuatu yang menonjol dalam cerita ini, padahal bukunya soal seorang pria yang mencari kebahagiaan.

Saya tau kalau laki-laki merupakan makhluk yang mudah dibuai oleh keindahan visual, tapi Hector sepertinya mudah sekali tertarik pada kecantikan wanita dan dalam cerita ia seringkali diam-diam memuji kecantikan wanita yang ditemuinya di setiap tempat. Hal ini membuat saya sedikit kesal pada Hector yang tampaknya mudah sekali 'keluar jalur' sehingga menimbukan kesan implisit kalau Hector bukan seorang happiness seeker, tapi lebih seperti seorang pleasure seeker.

Dari cuplikan di sampul belakang buku saya mengharapkan perjalanan Hector ke berbagai negara akan seperti cerita Lis dalam Eat, Pray, Love -spiritual, emosional- cerita tentang bagaimana ia menjadi orang asing yang harus survive dan menemukan kebahagiaan juga jati dirinya di negeri yang sama sekali asing baginya. Saya juga membayangkan Hector akan menceritakan bagaimana ia tersesat di gang-gang rumit di Cina, berlarian dengan anak-anak kecil di tanah Afrika atau membayangkan Hector duduk di kursi sebuah taman di Amerika lalu secara tidak sengaja menemukan arti kebahagiaan setelah mengamati pasangan tua yang duduk di seberangnya. Tidak, nyatanya Hector belajar tentang arti kebahagiaan dengan cara yang berbeda.


Tapi ada hal yang saya setujui dari Hector tentang konsep kebahagiaan yang ia sebut di awal: manusia sering merasa bahwa ia tidak cukup bahagia, seakan-akan ada sesuatu yang lebih pantas untuknya di luar sana dibandingkan yang ia miliki sekarang. Hal itu membuat manusia tidak lagi puas pada hidupnya dan membuatnya less-happy. Hector sendiri sepertinya demikian. Hector diceritakan memiliki hidup bahagia sebelum akhirnya tergelitik untuk merasa tidak bahagia hingga ia nekat pergi jauh hanya untuk menjadi bahagia, padahal sebelumnya ia sudah sangat bahagia! (No, that's not a riddle!) In this case, we just like him. Kita suka cari masalah sendiri dengan merasa tidak bahagia, padahal kalau kita mau membuka mata tidak ada alasan bagi kita untuk merasa tidak bahagia sekarang. 'Just don't think too much about something uncertain when you already have what you need', kira-kira begitulah kesimpulan yang dapat saya (secara pribadi) tarik setelah menyelesaikan buku ini.

Pada akhirnya, buku ini cukup menarik dibaca, karena meskipun tidak sesuai bayangan saya, nyatanya buku ini masih memuat beberapa sudut pandang yang menarik soal arti kebahagiaan yang mungkin belum pernah kita pikirkan sebelumnya.

Maybe we can learn something from Hector.


You may also like

No comments:

Powered by Blogger.