Dec 14, 2018


Ini, nih, produk masker lokal yang sejauh ini paling saya suka! Hampir enam bulan pakai masker ini setiap seminggu sekali dan menurut saya hasilnya cukup membuat hati senang. Soalnya setiap setelah pakai ini, saya langsung merasakan manfaat melembabkan dari masker ini dan membuat wajah saya terasa lebih lembab dan segar.

Deskripsi dan ingredients produk (klik untuk memperbesar gambar)

Masker ini untuk all skin types, ya. Kulit wajah saya sendiri tergolong normal, dan cenderung berminyak dalam keadaan tertentu, misal sewaktu stress. Masker ini cukup membantu menyeimbangkan kadar minyak di wajah saya. Nilai plusnya lagi dari masker ini menurut saya adalah wanginya yang kalem dan menenangkan. I find it really calming!

Cara pakainya bisa dilihat pada bagian belakang tube. Saya sendiri --kadang-kadang sebelum berencana maskeran, menyimpan masker ini di kulkas. Jadi ketika pulang kerja dan pikiran ruwet, memakai masker ini dalam keadaan dingin, ditambah wanginya yang menenangkan membuat saya merasa relaks.



Overall review kali ini, saya tidak menyebutkan nilai minus apapun karena saya memang tidak menemukan nilai minus apapun dari produk ini terhadap kulit wajah saya. Meskipun efek melembabkannya tidak bertahan lama -like for a few days- (karena memang ini produk masker bukan pelembab) jadi setelah maskeran wajib mengunci kelembaban kulit dengan pelembab sesuai kebutuhan kulit. Tapi meskipun begitu, saya tidak menganggap efek melembabkan yang hanya bertahan sebentar itu sebagai kelemahan produk ini. Sebagai masker, this product doing a really good job for my skin and I love it!

Price: Rp 25.000 - Rp 30.000 ukuran 60 ml.

Plus Side:
+ Melembabkan dan sekaligus menyeimbangkan kadar minyak di wajah
+ Wanginya menenangkan
+ Setelah pemakaian, wajah tampak lebih segar

Minus Side: Nope!

Rate: 5/5

Nov 16, 2018



Sanur always got a place somewhere in my heart. It is.

Saya selalu jatuh cinta pada Sanur. Tak peduli sudah beratus-ratus kali saya singgah ke Sanur, saya tetap menemukan diri saya jatuh hati pada tempat ini, and I think it will always be like that. 

Kalau biasanya saya ke Sanur setiap hari Minggu saja, sekarang saya juga menjadwalkan untuk ke sana setiap hari Jumat malam. Kenapa? Karena setiap Jumat malam ada salah satu cafe kecil di Jalan Danau Tamblingan Sanur yang menyuguhkan jam session jazz di sana. Namanya Mostly Jazz Brew.







Pertama kali tau tempat ini dari teman-teman saya. Salah seorang teman saya, Titak, demen banget menghabiskan waktu di sana. Nah, karena cerita dia, akhirnya saya tertarik buat coba ke sana bareng sama dia. I am glad she told me about this place because I ended up liking this place as well.

What makes this place sooo amazing adalah karena jam session-nya di eksekusi langsung sama pemilik cafenya sendiri yaitu Indra Lesmana! If you adore music, if you love jazz and if you dying to see him playing music live in front of you, surely you should come to this place!



Tempatnya terbuka dan mungil, namun suasananya inviting untuk ngopi-ngopi dan menghabiskan malam sambil chattering sama teman sambil diiringi music jazz. Suasana Sanur di malam hari yang tenang berpadu sempurna dengan alunan musik jazz. I find it calming. Bagi kamu yang ingin unjuk gigi bermain musik jazz, sepertinya kamu juga bisa adu kebolehan jamming bareng musisi jazz di sana.



Jamming sessionnya dimulai dari pukul 7 malam sampai jam 10 malam, ingat hanya setiap hari Jumat saja. Saran saya, datanglah lebih awal supaya bisa memilih tempat duduk karena hanya butuh waktu sebentar untuk kehabisan tempat.


Mulai sekarang, tempat ini menjadi salah satu pilihan saya untuk menikmati Jumat malam. If you have nothing to plan on your Friday night, you can come to this place too!

Oct 24, 2018


Sebelumnya, tidak pernah terpikirkan oleh saya untuk ikut kelas tentang membuat kopi. Haha. Saya bukan seorang barista, tetapi saya tidak menampik bahwa saya termasuk seorang penikmat kopi. Salah satu ingatan masa kecil yang masih membekas di benak saya adalah, waktu kecil dulu, saya suka sesekali nyolong kopi Mama saya di dapur (tbh, sampai sekarangpun, kalau Mama saya bikin kopi, saya masih suka nyolong seteguk dua teguk lalu ngelengos pergi. Haha).

Keluarga besar saya, baik dari pihak Papa maupun Mama, keduanya suka sekali ngopi. Kata Mama saya, di keluarganya dulu, anak-anak kecil sudah diajarkan untuk ikut ngopi bareng orang tua mereka, jadi wajar saya mewarisi hal yang sama. Tidak heran saya jadi suka ngopi juga.

Tetapi sebelumnya kopi tidak pernah jadi hal yang serius buat saya. Saya tidak terlalu memusingkan jenis kopi apa yang saya minum. Jadi, sebelumnya, saya tipe penikmat kopi yang masa bodoh. Saya tidak pernah tertarik untuk tau dari mana kopi saya di tanam dan sebagainya. Asalkan kopi yang saya minum sudah enak menurut lidah saya, saya merasa sudah cukup senang. Simpel.

Tetapi nyatanya masalah per-kopi-an ini punya seninya sendiri. Sebelumnya saya tidak pernah benar- benar memahaminya, oleh karenanya saya tertarik untuk setidaknya expand pengetahuan saya soal ini.

Agustus kemarin, saya berkesempatan untuk tau lebih jauh tentang kopi setelah saya mendaftarkan diri secara mendadak dalam kelas pengenalan pembuatan kopi dan latte art yang diadakan di Biliq Bali Co-Sharing Space oleh Red Castle Coffee. Saya sebut mendadak karena saya waktu itu hanya melihat sepintas post Instagram tentang kelas kopi ini, dan tanpa pikir panjang -and without any companion of my friend, saya nekat mendaftar sendiri ke kelas itu. Hal itu semata-mata saya lakukan supaya bisa menjawab rasa kepo saya soal kopi. Sebagai penikmat kopi, saya merasa ingin mempelajari atau setidaknya tau lebih banyak tentang kopi itu sendiri. So I dare myself to join this afternoon class.



Admiring sekitar sebelum kelas mulai

Sabtu itu, saya benar-benar datang sendiri. Ini pengalaman mendebarkan buat saya karena hari itu pertama kalinya saya mengikuti kelas tentang kopi, sendirian, dan benar-benar datang tanpa pengetahuan yang seberapa tentang kopi itu sendiri.

Sesi Pertama

Kelas di mulai dengan sejarah kopi, asal muasalnya, lalu proses pembuatan kopi hingga tekhnik dalam pembuatan kopi secara teoritis. Berbeda dengan saya, kelas yang diisi sekitar dua puluh orang itu diikuti oleh penikmat kopi yang paling tidak sudah mengerti istilah-istilah soal kopi seperti brew, cold brew, crema, grinding, foam dan sebagainya. Haha, but then, now I know. ;)

Membedakan halus dan kasarnya serbuk kopi

Sesi kedua kemudian diisi dengan praktik. Nah, praktiknya sendiri tidak dilakukan oleh pesertanya langsung, tetapi melihat bagaimana Paulus Nugraha dari Red Castle Coffee mengeksekusi teori yang sudah dijelaskannya tadi di sesi pertama menjadi gelas-gelas kopi yang siap dicicipi oleh peserta. Pada saat itulah, kami tau bahwa proses grinding, takaran serbuk kopi, kuatnya tekanan, lama proses pembuatan, suhu air dan lama ekstraksi semuanya akan mempengaruhi cita rasa dari kopi itu sendiri meskipun biji kopinya dari bungkus yang sama. It's kinda mind blowing buat saya yang benar-benar awam soal ini.

Cappucino

Latte

Setelah menyicipi the father of all coffee, yakni espresso, kami lanjut menyicipi milk based dan melihat sendiri bagaimana latte art itu sendiri. Di sini saya belajar pembuatan tiga jenis milk based coffee yakni cappucino, latte dan flat white dan apa perbedaan ketiganya.

Bubaran kelas

Siang itu, setelah acara selesai, kami sebagai peserta masing-masing diberikan cinderamata berupa biji kopi dari Red Castle sendiri dan sertifikat peserta. Tetapi lebih dari itu semua, saya pulang dengan banyak pengetahuan baru tentang kopi.

From now on, I know how a good coffee taste like.

Oct 17, 2018

Sejak kecil dulu, saya tumbuh sebagai anak yang suka banget sama buku. Entah kenapa, pokoknya kalau lihat buku, ada perasaan tertarik dan bikin saya happy banget. Haha.

Saya sendiri sebenarnya bukan tipe yang kutu buku banget, sih, tapi saya suka baca dan saya suka koleksi buku. Don't really know which side I am, but I just know that I love books. That's it. Kalau ingat masa kecil saya dulu, saya selalu kegirangan setiap kali orang tua bilang mau mengajak saya pergi ke toko buku. Lucunya, perasaan ini tidak berkurang bahkan setelah saya beranjak dewasa. Saya masih suka ke toko buku, entah hanya untuk sekedar jalan-jalan atau memang untuk hunting buku.

Belakangan, saya mencoba untuk eksplorasi ke tempat-tempat baru, masih di tanah kelahiran saya sendiri: Bali. Saya merasa beruntung tinggal dan hidup di Bali karena setiap sudutnya memberikan kesan yang dalam buat siapa saja yang pernah singgah. Setiap tempat yang saya kunjungi, selalu memberikan vibe dan ambience yang membuat saya ingin kembali lagi. Saya sendiri jatuh cinta pada Sanur. Entah pada pantai-pantai cantiknya, entah pada suasana cafe di saat brunch, dan pada deretan-deretan art shop yang artsy; semua hal itu selalu bikin saya jatuh cinta dan ingin selalu kembali ke sana.

Di Sanur juga, saya menemui satu tempat hunting buku yang menarik. Sebuah toko buku bekas kecil bernama Malia Ex Tailor and Alami Used Book Warung. Tidak sulit menemukannya, letaknya dekat sekali dengan Pasar Sindhu.



Tempat ini sudah cukup lama menarik perhatian saya karena, pertama, saya selalu tertarik pada toko buku; kedua, karena jarang buat saya bisa ketemu tempat yang menjual buku bekas asing; dan ketiga, meskipun tempatnya mungil, deretan buku yang terlihat dari jendela kacanya membuat tempat ini jadi terlihat outstanding di mata saya. Karena beberapa hal itulah, akhirnya berhasil membuat saya menepi dan mengunjunginya.

Minggu siang itu, saya berencana untuk pergi ke pantai bersama teman. Meskipun kami sudah sering ke pantai, tapi siang itu saya benar-benar membuat rencana dadakan dan pergi duluan sebelum teman-teman saya bersiap diri. Sesuai rencana, sebelum ke pantai, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi toko buku mungil yang sudah menarik perhatian saya sejak jauh-jauh hari ini.

Asli, begitu masuk, saya merasa girang bukan main karena merasa menemukan my next favourite place untuk cari buku asing. Di toko kecil ini, kita bisa menemui buku bekas mulai dari yang berbahasa Inggris sampai yang berbahasa Danish. Namun dari koleksinya lebih dominan buku berbahasa Inggris kemudian diikuti koleksi buku berbahasa Jerman dan Prancis. Pemilik tempat ini juga baik banget dan welcome saat melayani pengunjung which is a plus. A good greetings always feels good. :)




Pertama kali ke sana, saya membeli dua buah buku berjudul Blink: The Power of Thinking Without Thinking oleh Malcolm Gladwell (who doesn't know this book?) dan buku bacaan yang ringan sekali berjudul New York oleh Lily Brett.



Siang itu, saya happy banget. Meskipun awalnya masuk ke toko itu tanpa tujuan apapun, akhirnya saya membawa pulang dua buah buku yang membuat saya tidak sabar untuk segera membacanya. Sesuai rencana awal, saya membawa buku itu ke pantai untuk menemani siang saya sambil menikmati suasana tenang khas pantai Sanur.

Who knows that definition of 'happy' should be this simple? :)

Oct 14, 2018





Hello guys, long time no see.

Kata-kata 'long time no see' mungkin sudah basi banget, nih, kalau saya ulang lagi mengingat beberapa post terakhir saya juga saya mulai dengan kata-kata 'long time no see'. But, ya, lama banget memang saya sudah tidak menulis lagi. Blog ini juga jadi sepi luar biasa, tidak ada cerita, tidak ada post baru. Benar-benar tertinggal dan kosong selama berbulan-bulan lamanya.

The truth is, belakangan saya sedang sibuk-sibuknya being happy. :) Yes, I'm too consumed of being happy and I am happy now. :)

Bukan berarti sebelumnya saya tidak pernah happy, ya. I am always happy, namun sekarang saya mengenal arti bahagia dari sisi yang sedikit berbeda dari biasanya.

Sejak awal tahun ini, saya berencana untuk living my best life. Saya berniat untuk open terhadap segala opportunity, open terhadap segala pengalaman-pengalaman baru dan open terhadap hal-hal baru. Tidak jelas apa motivasi saya sebelumnya, mendadak saja saya ingin hidup sehidup-hidupnya.

Sebagai seorang idealis dan introvert garis keras, tidak mudah bagi saya untuk membuka diri pada banyak hal baru. It's overwhelmed me at some point. Dulu belanja sendirian saja sudah bikin saya grogi bukan main. Saya tidak biasa pada perubahan mendadak. Saya tidak terbiasa menghadapi beberapa situasi sendirian. Saya juga tidak terbiasa pada konsep hidup coba ini dan coba itu tanpa perencanaan yang tersusun rapi (yang seringkali karena terlalu lama mengatur rencana, malah ujung-ujungnya tidak jadi. haha!). Namun sejak awal tahun ini saya membuat semacam perjanjian pada diri saya untuk mencoba banyak hal baru. Explore, explore, explore.. batin saya pada diri sendiri.

So I do.

Bahkan sebelum tahun ini benar-benar berakhir, saya sudah berani menobatkan bahwa tahun ini adalah tahun terbaik saya. ;)

Awal tahun saya awali dengan pengalaman yang sedikit ekstrim. Saya mencoba wahana swing di atas tebing yang memacu adrenaline! Untuk orang yang tidak suka coba-coba macam saya ini, meskipun swing begitu seharusnya terlihat relaxing, tapi buat saya itu adalah pengalaman yang menegangkan! Tidak satupun hasil foto saya terlihat rileks! But after all, pengalaman itu jadi semacam milestone saya buat tahun ini. Terbukti setelahnya, saya tidak pernah merasa menjadi orang yang sama lagi.

Asli tegang banget ini. Kerasa banget gak, sih, tense-nya? haha.
Memang betul kata pepatah, kamu bisa berubah ketika kamu memutuskan untuk mengubah cara pandangmu dan cara berpikirmu. I feel it myself. Once I choose to be more open to a new things, I become a new person to. I have so many new things that I have experienced this year. Beberapa diantaranya mungkin tidak pernah terbayangkan oleh saya satu tahun sebelumnya, seperti misalnya nonton bioskop sendiri (And yes, tahun ini saya sudah memberikan tanda centang untuk bucket list saya yang satu itu! Rasanya tidak sengenes yang kalian bayangkan, kok. Trust me.). :)



Saya juga tidak tau kalau saya begitu jatuh cinta pada pantai sampai setelah saya mengiyakan ajakan teman saya untuk mantai bareng di beberapa pantai yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya.

Sebenarnya waktu kecil dulu saya sering mantai bareng sama orang tua dan adik saya, tapi begitu beranjak dewasa, karena kesibukan, saya lebih suka menghabiskan akhir pekan hanya dengan tidur di rumah saja. Hal itu membuat kegiatan mantai sempat menjadi sesuatu yang begitu spesial, hampir-hampir sakral buat saya sangking jarangnya pergi mantai. Orang mungkin berpikir, but, hey, you live in Bali. Yes, I know tapi magernya itu loh gak bisa dikalahin. Haha!

Sampai ketika saya memutuskan untuk mengalahkan rasa mager dengan perasaan open minded, saya baru menyadari bahwa pantai-pantai di Bali memang benar-benar indah dan masih benar-benar cantik. Saya sempat malu karena baru mengakuinya sekarang. Saya malu sama bule-bule yang seliweran di sekitar saya. Saya malu sama mereka karena sebagai warga lokal, sepertinya saya tau jauh lebih sedikit dari mereka tentang tanah kelahiran saya sendiri.

'Kemana aja lu selama ini?', begitu pikir saya dalam hati. But really, sekarang saya jadi menyadari bahwa saya benar-benar hanya tau sedikit tentang sekitar saya dan tentang dunia. Mungkin itu alasan saya dulu sering grumpy, karena saya hanya tau sedikit hal dan kebanyakan dari mereka hanya menimbulkan kepenatan buat saya. Saya hanya tau rutinitas kerja-kampus-rumah selama beberapa waktu. Saya enggan open up karena mager. Padahal kalau mau open up dari dulu, sebenarnya banyak alasan untuk bisa jadi happy, sesederhana pergi dan berjemur di pantai.

Pantas saja orang harus liburan sesekali untuk stay sane. LOL.

Menakjubkan buat saya ketika menyadari setelah mencoba banyak hal baru ini, tidak hanya pengalaman baru yang saya dapatkan tapi juga cara pandang yang baru terhadap dunia. Meskipun terkadang ketika pulang kerja, badan capek, kita jadi mudah menyalahkan keadaan dan memandang dunia tak ubahnya bagai neraka, seakan-akan hidup ini tidak adil dan hal negatif lainnya tetapi kalau kita mau saja berhenti sejenak dan melihat sekitar kita, hey, life is not that bad!

We have air to breath in, we have water that's still run, we have time, we have this body. Kita memiliki apa yang kita butuhkan untuk hidup and we should be grateful for that. Appreciate that! Plus, bagusnya lagi, ketika kita bersyukur dan bisa mengapresiasi apa yang kita miliki, mendadak dunia terlihat begitu indah. Mendadak kita merasa utuh, content, and it's great!

Pada akhirnya, saya sampai di satu titik dimana saya juga menyadari bahwa dunia ini penuh dengan banyak hal menarik. Satu-satunya alasan mengapa kita tidak bisa melihat 'hal-hal menarik' itu adalah karena kita tidak pernah mencoba untuk membuka diri terhadapnya. Ketika kita memilih untuk membuka pintu rumah kita, pasti ada saja tamu yang datang pada rumah kita. Percaya, deh, the moment we let the magic happens, it will be happen!

I am not a pro explorer yet (Saya bukan Dora!), tapi percaya, deh, pengalaman-pengalaman kecil yang saya lalui ini sudah cukup berhasil mengubah saya menjadi orang dengan cara yang pandang baru and I am happy with that. Kalau pengalaman kecil begini sudah bisa mengubah seseorang, bayangkan saja apa yang bisa diubah oleh pengalaman besar macam berenang dengan paus di laut lepas yang dilakukan oleh para explorer! (Itu hanya analogi, saya tidak benar-benar tertarik dengan konsep mencari pengalaman dengan cara-cara ekstrim, kok. LOL.)

So, life is good. Appreciate it with gratefulness and let the magic happens within you. Spread love!

Jun 10, 2018


Hello fella, lama tidak bersua!

Sesuai janji (meskipun ngaret lumayan lama karena kesibukan) hari ini saya mulai review produk lagi! Nah, dari sekian banyak produk baru yang sudah saya coba sejauh ini, mascara ini termasuk salah satu favorit saya. So, for the first time after a while, saya memutuskan untuk me-review mascara ini sebagai post pertama saya setelah sekian lama.


Awal beli, seperti biasa, semua di luar rencana awal :p.  Waktu itu saya sedang jalan-jalan di mall bersama adik saya. Kemudian, mampirlah kita ke counter make up. Awalnya berniat untuk beli lipstick Maybelline yang matte tapi, tau lah, ujung-ujungnya jadi coba produk Maybelline yang lain juga. Waktu itu saya tertarik coba Volum' Express Turbo Boost Mascara Waterproof dari Maybelline ini.


Bentuknya simple sekali tapi terlihat keren karena pemilihan warna kemasannya yang silver-hitam tersebut. Sebagai penyuka warna-warna itu, saya langsung tertarik ambil sampelnya dan mencoba tanpa expect apapun pada daya mascara-nya sendiri. Jujur, 'cover' dari mascara inilah yang pertama kali membuat saya tertarik.


Kemasannya cukup besar, khas mascara Maybelline. Untuk warna sendiri, sepertinya hanya tersedia dalam warna very black.

bulu sikat Maybelline Volum' Express Turbo Boost Mascara

Setelah dicoba, saya yang semula tidak memiliki ekspektasi apapun langsung jatuh cinta karena ternyata, sesuai namanya, efek menambahkan volumenya benar-benar terlihat nyata. Kalau ingin tampak natural hanya cukup sekali sampai dua kali ulas, sudah cukup untuk memberikan efek volume tanpa harus terlihat berlebihan. Tapi kalau ingin tampilan yang agak glam seperti untuk menghadiri pesta, saya cukup mengaplikasikannya sebanyak tiga sampai empat lapis. Pengaplikasiannya harus hati-hati supaya hasil akhirnya tidak menggumpal.

Foto di bawah adalah hasil pengaplikasian dua kali.
Kekurangan dari produk ini, menurut saya, meskipun waterproofnya oke tetapi setelah digunakan sepanjang hari akan menyisakan sedikit residu kehitaman di bawah mata. But overall, hasilnya benar-benar memuaskan. Sekarang maskara ini jadi andalan saya hampir di setiap look yang saya inginkan.


Price: Rp 79.000

Plus Side:
+ Efek volume benar-benar terlihat
+ Tahan lama
+ Waterproof

Minus side:
- Sometimes, setelah digunakan sepanjang hari akan menyisakan sedikit residu kehitaman

Rate: 4.5 / 5

May 24, 2018

Tahun 2018 merupakan tahun yang penuh pengalaman bagi saya. Terlalu prematur untuk bilang begitu sebenarnya karena tahun 2018 masih baru berjalan lima bulan lamanya, tetapi sungguh menurut saya, tahun ini mengajarkan saya tentang banyak hal dan memberikan pengalaman-pengalaman baru yang menyenangkan.

Tahun ini saya tidak menulis banyak resolusi. Saya hanya berharap tahun ini bisa saya nikmati dengan mencoba hal-hal baru. Belum setengah tahun berjalan, saya dapat mengatakan bahwa tahun ini benar-benar luar biasa! Saya mencoba wahana ayunan di pinggir tebing, mengeksplor banyak pantai-pantai baru di Bali yang luar biasa indahnya, menghabiskan banyak waktu dengan keluarga dan sahabat dan banyak hal lainnya yang membuat tahun ini benar-benar berkesan.

Terakhir, beberapa waktu yang lalu, saya berkesempatan saya untuk menghadiri acara blogging yang diwadahi oleh MPR RI bersama blogger Bali di hotel Bali Bintang Kuta. Karena saya memang ingin mencari banyak pengalaman, ketika adik saya yang kebetulan tahu acara ini mengundang saya untuk ikut, saya seketika mengiyakan dan sepakat untuk join.



Suatu pengalaman yang menyenangkan bagi saya dapat mendengar dan menghabiskan waktu bersama MPR RI dan blogger Bali sesiangan itu. Kurang lebih empat jam saya lewati tanpa terasa. Ketika mendengar kata MPR awalnya saya kira acara ini akan kaku dan serius dari awal sampai akhir, nyatanya, acara ini memang serius tapi di kemas dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Serius, saya katakan, karena MPR RI selaku pihak yang mewadahi acara ini memiliki misi untuk mengajak blogger di tiap daerah di Indonesia untuk mengamanatkan 4 Pilar Kebangsaan dalam memberikan dan menyebarkan informasi, yakni:

1. Pancasila
2. UUD 1945
3. NKRI
4. Bhinneka Tunggal Ika

Dengan mengamanatkan empat pilar kebangsaan, diharapkan blogger-blogger di Indonesia dapat menyebarluaskan berita yang dapat dipertanggungjawabkan dan berdasarkan fakta, bukan berdasarkan hoax. Di sini MPR RI juga mengajak masyarakat untuk berinternet sehat dengan merangkul blogger untuk menyebarluaskan cara berinternet yang positif dan memerangi hoax. Hoax disini berupa kabar bohong yang meresahkan dan tidak berdasarkan fakta. Seringkali berita hoax menyebar di berbagai kalangan dan mengalahkan kecepatan sampainya berita yang memang berdasarkan fakta. Hal ini meresahkan masyarakat karena masyarakat tidak tau harus percaya pada berita yang mana. Di sini MPR RI berharap blogger dapat membantu memerangi hal ini dengan cara ikut berinternet sehat berdasarkan 4 Pilar Kebangsaan tadi.

Mengutip kata Mbak Mira Sahid selaku pemandu acara siang itu, penting sekali bagi kita masyarakat di era modern ini untuk memilah dan memilih informasi. Cara terbaik bagi kita dalam menerima informasi adalah dengan mengecek kebenaran informasi tersebut sebelum menelannya mentah-mentah.

Akhirnya pukul dua siang itu, tanpa terasa acara ngobrol santai bersama MPR RI itu rampung. Sebelum acara selesai, Pak Ma'ruf Cahyono, Sekjen MPR RI, yang siang itu menjadi narasumber utama, sempat membacakan puisi berjudul "Manifesto", sebuah puisi yang sarat makna dan melekat sekali dalam ingatan saya karena ketika Pak Ma'ruf membacakan puisi itu, suasana jadi hening dan isi dari puisi itu seakan akan menyihir kami.



Sungguh, tidak sia-sia saya habiskan beberapa jam di hari libur saya untuk bergabung dalam acara ini. :)

Saya harapkan kedepannya upaya MPR RI untuk menegakkan 4 Pilar Kebangsaan dapat menuai hasil yang positif.


Powered by Blogger.